STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS TIK
Oleh:
Asep Zaenal Rahmat
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Modul 5 akan mengajak peserta pelatihan untuk memahami Strategi
Pembelajaran Berbasis TIK. Setelah mengikuti pelatihan dengan menggunakan modul
5, diharapkan peserta pelatihan akan memahami tentang perbandingan model
pembelajaran konvensional dan pembelajaran berbasis TIK, model pembelajaran
berbasis TIK, langkah-langkah pengembangan pembelajaran berbasis TIK, serta
kondisi prasarat untuk mengambangkan pembelajaran berbasis TIK.
Modul ini dirancang untuk disajikan dalam waktu 2 x 45 menit. Pada saat
pelatihan, diupayakan semua peserta terlibat dalam membahas dan mendalami modul
ini. Diskusi yang diselenggarakan bisa melalui eksplorasi pengalaman peserta,
memberikan masukan, dan/atau menyajikan pengetahuan/teori/paktek dari berbagai
sumber yang telah dimiliki peserta. Tutor lebih banyak bertindak sebagai
fasilitator. Hargai setiap pendapat yang disampaikan peserta. Setiap sub topik
yang dibahas, disimpulkan sehingga menjadi kesepakatan bersama.
KEGIATAN BELAJAR 1
PEMBELAJARAN YANG IDEAL
Berikut ini adalah beberapa kasus yang diangkat dari temuan di lapangan
dalam proses pembelajaran di dalam kelas .
Kasus 1:
Seorang guru merenung. Dia merasa bahwa sudah segala daya, upaya, dan
tenaga dikerahkan, tetapi siswanya masih belum nampak terlibat dalam proses
pembelajaran yang sedang berlangsung. Guru sudah berapi-api mengajar, suara
sudah sekeras mungkin dikeluarkan, tulisan di papan tulis pun selain sudah
jelas juga besar. Dia merasa bahwa perjuangan tersebut sia-sia, karena beberapa
siswa matanya lebih banyak melihat ke luar jendela kelas, siswa lain sibuk mengobrol
dengan teman sebangkunya, yang lainnya nampak berulang-ulang melihat jam
seperti ingin mempercepat berjalannya waktu. Secara umum, pembelajaran yang
diselenggarakan guru tidak menarik bagi siswa.
Kasus 2:
Seorang siswa menyanggah teori yang baru saja disampaikan gurunya dalam
pembelajaran dalam kelas. Guru dan siswa saling beradu argumentasi,
kedua-duanya saling mempertahankan pemahaman yang mereka miliki. Masing-masing
tidak dapat menjelaskan kebenaran dalam
kekiniannya. Sampai dengan berakhirnya pembelajaran, tidak ada kesepakatan
yang dapat diambil.
Kasus 3:
Sesaat akan dimulainya pembelajaran,
siswa menampilkan mimik ketidaksabaran untuk segera mengikuti proses
pembelajaran. Siswa menampilkan kesan seolah-olah menanti sebuah pertunjukkan
spektakuler dari seseorang yang diidolakan. Kelas terasa hangat. Begitu
pembelajaran dimulai, Guru tampil dengan senyum yang segar, mulai membuka pertunjukkan. Pada bagian pembukaan
pembelajaran, Guru menyajikan stimulus yang dikemas sedimikian rupa sehingga
memunculkan rangsangan response luar biasa pada diri siswa. Siswa aktif dan
kreatif dalam mencari pengetahuan yang hanya diarahkan guru. Siswa seolah-olah
yang memegang kendali pembelajaran. Siswa merasa bahwa dia sangat butuh dan
ingin menuntaskan kepenasaran dari stimulus yang diberikan guru. Akibatnya,
guru tidak perlu bersusah payah menghabiskan tenaga. Guru hanya mengarahkan,
melayani pertanyaan, serta menjadi pemberi kemudahan bagi siswa (fasilitator). Pada saat terdengar bel
tanda berakhirnya pembelajaran, terdengar suara siswa yang menyayangkan waktu
terlalu cepat berlalu. Terasa aroma pembelajaran yang bermakna, dialogis,
dinamis, serta bermuara pada pembelajaran yang menyenangkan.
Diskusikan antar peserta :
1.
Apa pandangan peserta terhadap
setiap kasus tersebut?
2.
Manakah diantara kasus
tersebut yang pernah dialami?
3.
Kasus manakah yang paling ideal
terjadi dalam pembelajaran?
4.
Bagaimanakah upaya agar
pembelajaran ideal tersebut dapat terjadi?
Diharapkan peserta tidak setuju dengan kasus 1 dan kasus 2, dengan
pembelajaran yang satu arah, guru mendominasi pembelajaran, guru sebagai pusat
pembelajaran, guru sebagai satu-satunya sumber ilmu, tidak ada media pedukung
(hanya teori), siswa pasif, siswa bosan, pembelajaran tidak menyenangkan,
pembelajaran tidak bermakna, hasil pembelajaran tidak membanggakan.
Diharapkan peserta setuju dan mengidam-idamkan kasus 3. Pembelajaran yang
ideal. Guru tidak lagi mendominasi pembelajaran, siswa sebagai subjek
pembelajaran, guru kreatif dan inovatif dalam merencanakan pembelajaran,
pembeajaran berorientasi kepada kehidupan nyata tidak hanya kepada buku.
Jika dilihat dari perkembangan media yang digunakan dalam pembelajaran di
dalam kelas, dapat diurutkan bahwa pembelajaran formal dimulai dari masa blackboard, whiteboard, keyboard, dan
akhir-akhir ini telah banyak yang mengembangkan virtualboard. Hal ini dapat dilihat dalam cuplikan film (salah
satu) yang dapat diunduh dari YouTube
dengan judul MIT Sketching.
Dalam film tersebut Nampak seorang guru dapat mengajar dengan dinamika dan
media yang mengarah kepada realistis. Guru menggambarkan objek dipapan tulis
(whiteboard) tetapi objek yang digambarkan guru dapat dikendalikan
(dihidupkan). Akibatnya, siswa tidak hanya mendapatkan cerita belaka tetapi
dapat melihat secara nyata.
Cerita tentang perubahan media pembelajaran dari blackboard hingga
virtualboard, dapat dipertegas dengan menampilkan video dari sebuah produsen
handphone yang bercerita tentang dunia komunikasi digital yang semakin canggih.
Seorang Ibu Guru menjelaskan materi di Jepang dengan menggunakan virtualboard,
seorang siswi berkomunikasi dengan Ibunya menggunakan fasilitas ViCon dengan
HandPhone.
Agar peserta lebih menyadari bahwa jika belum mulai menggunakan media sebagai
alat bantu pembelajaran (sementara di dunia luar telah terjadi perkembangan
digital yang semakin canggih), dapat pula disajikan film dari Microsoft tentang
Surfacing Computer. Sebuah media
computer yang tidak lagi menggunakan keyboard
dan layar monitor, melainkan sebuah meja menjadi screentouch sekaligus monitor.
Pembelajaran tidak hanya diselenggarakan di dalam ruang kelas dan pada jam
belajar formal. Tidak sedikit pula guru yang telah menyelenggarakan
pembelajaran yang tidak hanya dibatasi ruang dan waktu (Modul 1). Sebelum atau setelah pembelajaran di dalam
kelas diselenggarakan, guru telah/akan menugaskan kepada siswa untuk mencari
berbagai sumber ilmu dengan berbagai cara/media sesuai dengan perkembangan
teknologi digital.
Diskusikan antar peserta :
1.
Seberapa pentingkah media
pembelajaran dibutuhkan dalam menunjang pembelajaran?
2.
Media seperti apakah yang
paling ideal digunakan dalam pembelajaran?
3.
Media apa yang dibutuhkan agar
pembelajaran yang dilakukan siswa dapat berlangsung tanpa dibatasi ruang dan waktu?
4.
Sesering apakah peserta
menggunakan media pembelajaran berbasis TIK?
5.
Pernahkan peserta
menyelenggarakan pembelajaran tanpa dibatasi ruang dan waktu? Seperti apa yang
sudah dilakukan peserta dalam menyelenggarakan pembelajaran yang tidak hanya
diselenggarakan di dalam kelas saja?
Paltimer
(1991) membandingkan pembelajaran kalkulus yang menggunakan computer dengan
pembelajaran konvensional menujukkan bahwa hasil pembelajaran berbasis komputer
lebih baik daripada pembelajaran konvensional. Tetapi, tidak setiap pembelajaran harus diselenggarakan melalui
pembelajaran berbasis TIK. Beberapa kegiatan pembelajaran masih harus
diselenggarakan dengan pembelajaran konvensional.
Diskusikan perbandingan kekuatan (strength)
antara pembelajaran konvensional dengan pembelajaran berbasis TIK:
Pembelajaran konvensional
|
Pembelajaran berbasis TIK
|
- Murah
|
- Bisa menvisualisasikan peristiwa yang
berbahaya, sulit di praktekkan
|
- Mudah
dilaksanakan
|
- Fleksibel (tdk terbatas
ruang dan waktu)
|
- Interaksi
antara guru dan siswa lebih cepat
|
|
Diskusikan perbandingan kelemahan (weaknesses)
antara pembelajaran konvensional dengan pembelajaran berbasis TIK:
Pembelajaran konvensional
|
Pembelajaran berbasis TIK
|
Kurang bisa mengakomodasi
kecepatan belajar siswa
|
Mahal dalam penyiapan infra
struktur
|
Koneksititas jaringan
|
|
Peserta menuliskan di kertas karton yang sudah ditempel dan memuat table
tersebut. Peserta berdiskusi, mana yang disetujui sebagai hal benar tentang
kekuatan dan kelemahan perbedaan antara pembelajaran konvensional dengan
pembelajaran berbasis TIK. Jika ada isian yang sama pengertiannya, dirangkumkan
menjadi satu pernyataan.
Model Pembelajaran Berbasis TIK:
Teori belajar behaviorisme berpandangan bahwa proses pembelajaran terjadi
sebagai hasil pengajaran yang disampaikan guru melalui atau dengan bantuan
media (alat). Sedangkan teori belajar konstruktivisme berpandangan bahwa media
digunakan sebagai sesuatu yang memberikan kemungkinan siswa secara aktif
mengkonstruksi pengetahuan. Kozma (1991) menyatakan bahwa media dapat dibedakan
dari teknologi (mekanik, elektronik, bentk fisik), sistem simbolik (karakter
alpha-numerik, objek, gambar, suara) serta sarana yang digunakan (radio, video,
komputer, buku).
Peserta dibagi kertas yang berisi pertanyaan-perntanyaan di bawah ini.
Peserta memberikan respon pada kertas yang dibagikan. Setelah selesai, peserta
dapat membacakan respon masing-masing. Setelah selesai, seluruh peserta diajak
untuk menarik kesimpulan atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Diskusikan antar peserta:
1.
Apa pengertian BELAJAR yang
Anda ketahui?
2.
Teori belajar
apa yang pernah Anda ketahui dan pahami?
3.
Sebutkan gaya
belajar yang Anda ketahui.
4.
Adakah
hububungan antara kebutuhan media pembelajaran dengan proses pembelajaran dalam
meningkatkan mutu hasil belajar?
5.
Jika Anda
mempunyai kemampuan dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis komputer,
aspek apa saja yang harus menjadi bahan pertimbangan (persyaratan) dalam
pengembangan media pembelajaran yang baik?
6.
Jelaskan
model pembelajaran berbasis TIK yang Anda ketahui?
7.
Pada saat
Anda akan mengembangkan media pembelajaran, bagaimanakah urutan proses yang
Anda tempuh dalam mengembangkan media pembelajaran hingga siap digunakan?
Kondisi Prasyarat
Banyak siswa merasa mudah memproses informasi
yang berbentuk visual, sementara siswa lainnya merasa mudah bila ada suara,
tetapi ada pula sebagian siswa yang merasa mudah apabila sumber informasi
disajikan dalam bentuk teks (Anderson, 1981).
Pada dasarnya, pembelajaran diselenggarakan
dengan harapan agar siswa mampu menangkap/menerima, memproses, menyimpan, serta
mengeluarkan informasi yang telah diolahnya. Gardner (1983) mengemukakan bahwa
kemampuan memproses informasi itu dalam bentuk tujuh kecerdasan, yaitu (1)
logis-matematis, (2) spasial, (3) linguistik, (4) kinestetik-keperagaan, (5)
musik, (6) interpersonal, dan (7) intrapersonal. Media yang dapat mengakomodir
persyaratan-persyaratan tersebut adalah komputer. Komputer mampu menyajikan informasi
yang dapat berbentuk video, audio, teks, grafik dan animasi (simulasi).
Disisi lain, guru memerlukan kemampuan khusus dalam menyelenggarakan
pembelajaran berbasis TIK. Selain kemampuan, perlu pula disiapkan perangkat
pendukung kegiatan pembelajaran berbasis TIK.
Diskusikan antar peserta :
Dipandang dari berbagai sisi, prasyarat apa saja yang diperlukan untuk
penyelenggaraan pembelajaran berbasis
TIK?
Diharapkan akan diperoleh kesepakatan tentang :
1.
SDM (guru)
2.
Perangkat (hardware/software/Silabus/RPP)
3.
Kebijakan yang mendukung terselenggaranya
kegiatan pembelajaran berbasis TIK
KEGIATAN BELAJAR 2
1. Eksplorasi pengalaman peserta yang telah menyelenggarakan
pembelajaran berbasis TIK
2. Diskusi identifikasi berbagai strategi pembelajaran berbasis TIK
3. Pemodelan strategi pembelajaran berbasis TIK
4. Merancang strategi pembelajaran berbasis TIK
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan strategi Pembelajaran berbasis TIK
1. SDM
2. Infrastruktur
3. Kebijakan
Strategi pembelajaran meliputi :
·
Tahap Persiapan ( Analisis
kurikulum, Analisis kebutuhan, Desain )
·
Tahap Pembelajaran ( Klasikal,
Kelompok. Individual)
·
Tahap Evaluasi
Diharapkan tersusun beberapa
strategi pembelajaran berbasis TIK yang disesuaikan dengan kondisi sekolah
PENUTUP
Komputer sebagai sarana interaktif dapat
digunakan sebagai alternative bentuk pembelajaran terprogram (Programmed
Instruction) yang dilandasi hukum akibat (Law of Effect). Dalam hukum
akibat, asumsi yang diyakini adalah tingkah laku yang didasari rasa senang
akan merangsang untuk dilakukan serta dikerjakan secara berulang-ulang (S-R).
Sangat banyak pakar pendidikan yang melakukan
penelitian dan berkesimpulan ke arah positifnya pemanfaatan komputer sebagai
media bantu pembelajaran. Arnold (1992) menyatakan para guru masih dihadapkan
pada suatu ironi bahwa meskipun komputer merupakan media sangat potensial pada
proses pembelajaran, akan tetapi masih sedikit yang mau dan mampu
menggunakannya. Ketidakmauan dan/atau ketidakmapuan tersebut disebabkan
berbagai factor, baik internal (diri guru sendiri) maupun factor eksternal
(fasilitas dan kebijakan).
Poin penting yang diharapkan muncul dalam
kesimpulan yang ditarik oleh para peserta dan fasilitator adalah :
1.
Pembelajaran berbasis TIK sudah saatnya mulai
dikembangkan dan digunakan dalam proses pembelajaran.
2.
Model pembelajaran yang mendukung kepada
pelaksanaan pembelajaran berbasis TIK.
3.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam
persiapan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi pembelajaran berbasis TIK.
4.
Kondisi prasayarat yang harus tersedia agar
proses pembelajaran berbasis TIK dapat berjalan.
REFERENSI
1. Rencana Stratetgis Departemen Pendidikan Nasional
2005-2009
2. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Pedoman Penyusunan Bahan Ajar, Jakarta,
2006
3.
Gardner,
H. (1983), Frames of mind – The theory of multiple intelegences, New
York: Basic Books Inc.
4.
Kozma, R.B. (1991), Learning with Media,
Review of educational Research.
5. Paltimer, J.R., (1991), Effect of computer algebra systems on concept
and skill acquisition Calculus, Journal for Research in Mathematics
Educations.
6.
Puget Sound Center, Peer Coaching Program
Master Trainer Training, pc.innovativeteachers.com